Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Kesenangan sesaat
bisa melahirkan penderitaan berkepanjangan. Dosa dan maksiat bukan saja
perbuatan tercela, melainkan juga membutakan mata hati, memadamkan
nurani.
Lebih dari itu, dosa dan maksiat juga membawa
kegelisahan sehingga ketenangan hidup terganggu. Tegasnya, dosa dan
maksiat merendahkan derajat dan kualitas kemanusiaan.
Semua yang dilarang Tuhan adalah musuh kemanusiaan dan semua yang diperintahkan Tuhan demi martabat kemanusiaan.
Tuhan
tidak butuh disembah, tetapi manusialah yang membutuhkan penyembahan
itu. Karena, di balik penyembahan dan ketaatan itu tersimpan hikmah dan
berbagai kemaslahatan untuk manusia dan kemanusiaan.
Seandainya
semua manusia mogok untuk menyembah kepada-Nya maka tidak sedikit pun
mengurangi kebesaran Allah SWT. Sebaliknya, seandainya semua manusia
taat kepada-Nya bagaikan malaikat sekalipun maka tidak akan berpengaruh
terhadap Dirinya.
Perintah dan larangan Tuhan merupakan bukti Maha Pengasih dan Penyayang Dia terhadap hamba-Nya, khususnya kepada manusia.
Dosa dan maksiat memang
menjatuhkan dan menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan. Tetapi
tidak mustahil seseorang akan melenting lebih tinggi dari semua posisi
jika dia melakukan tobat nasuha.
Tidak jarang para pendosa yang
bertobat justru lebih baik daripada orang-orang biasa. Ini mungkin
karena dia sudah mampu membandingkan betapa jauh jaraknya antara suasana
batin yang taat dan yang durhaka kepada-Nya.
Namun, ini tidak
berarti sebuah ajakan kepada kita untuk mencicipi dosa guna meningkatkan
kesadaran dan keimanan. Sebab, betapa banyak bahkan jauh lebih banyak
para pendosa jatuh dan tidak melenting ke atas, tetapi bagaikan bola
yang jatuh di dalam lumpur. Semakin terbenam di dalam lumpur kehinaan.
Para
pendosa yang berpotensi melenting ke atas ialah mereka yang karena dosa
yang dilakukannya betul-betul membuat dirinya terpukul dan kecewa.
Mengapa dirinya harus melakukan sesuatu yang amat bodoh di dalam
hidupnya. Karena itu, dia menyesal sejadi-jadinya seraya menjalani
proses pembersihan diri dengan penuh ketekunan.
Home »
Tazkiyatun Nafs
» Belajar dari Suasana Batin: Ketika Terjebak Dosa Besar
Belajar dari Suasana Batin: Ketika Terjebak Dosa Besar
Written By Abu A'la on Jumat, 16 Mei 2014 | 09.04
Label:
Tazkiyatun Nafs
Posting Komentar